Panca Tan Matra

Panca Tan Matra; "Panca Tanmatra" adalah lima unsur benih kehidupan dan benih benda alam : 
  1. Sabda; suara, 
  2. Sparsa; rasa sentuhan
  3. Rupa; penglihatan, 
  4. Rasasaling berhubungan dan bersifat sementara.
  5. Gandha; penciuman
Dari Panca Tanmatra ini lahirlah lima unsur-unsur materi yang dinamakan Panca Maha Bhuta, dari perpaduan semua unsur-unsur ini menghasilkan dua unsur benih kehidupan manusia yaitu :
    • Sukla; benih laki-laki
    • Swanita; benih wanita / perempuan.
Pertemuan antara dua benih kehidupan laki - laki dan perempuan ini, disebut pertemuan Purusa dan Pradana yang menciptakan manusia.
Begitu pula disebutkan sebagai pembentuk alam bhuwana agung ini, setelah adanya dasa indra maka timbullah Panca Tan Matra ini sebagai unsur - unsur benda materi yang nyata menjadi Panca Maha Butha yang kelima macam unsur zat alamnya berbentuk PARAMA ANU yaitu ATOM ATOM sehingga terjadilah alam semesta ini.
Dalam tradisi Hindu di Bali,
Simbol Panca Tan Matra ini disebut Puspa Lingga dalam upacara atma wedana seperti halnya :
    • Tangkai sekah dari bambu buluh gading sebagai simbul Gandha Tan Matra
    • Daun beringin sebagai simbul Rasa.
    • dll.
Dan pada saat ngeseng / mepralina sekah dilaksanakan dengan membakar Puspa Lingga sebagai simbol menghilangkan Panca Tan Matra bertujuan agar atma dapat dengan damai menuju kahyangan, tidak lagi terikat dengan keduniawian
Setelah Nyekah selesai dilakukan, ikatan / kemelekatan atma sudah terbebas dari Panca maha Butha dan panca tan matra, sehingga yang masih melekat dan ditanggung jawabkan oleh atman ke hadapan Hyang Widhi adalah karma Wasana, yaitu baik buruknya karma (Subha Asubha Karma) sewaktu masih hidup.
Kondisi Karma Wasana inilah yang menentukan baik buruknya kehidupan dimasa yang akan datang setelah berinkarnasi (lahir kembali) ke dunia.
***